Penyakit

Penyakit Asam Lambung

Penyakit Asam Lambung

Totnescatscafe – Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.

Orang yang mengidap penyakit ini biasanya mengalami refluks asam yang ringan paling tidak dua kali seminggu, serta gangguan yang parah paling tidak sekali dalam seminggu. Oleh karena itu, pengidap penyakit ini perlu mengetahui cara untuk meredam gejala, misalnya dengan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan.

Penyebab Penyakit Asam Lambung

Saat menelan, pita otot melingkar di bagian bawah kerongkongan yang disebut juga dengan sfingter esofagus bagian bawah akan rileks. Hal ini untuk memungkinkan makanan dan cairan mengalir ke perut, setelahnya sfingter akan menutup kembali.

Saat bagian ini mengendur karena gangguan atau melemah, asam lambung dapat mengalir kembali ke kerongkongan yang menimbulkan iritasi dan radang.

Baca juga : Ini 4 Jawaban Munculnya Benjolan di Ketiak

Salah satu penyebab yang paling umum dari penyakit asam lambung adalah hernia hiatus. Masalah ini terjadi ketika bagian atas perut dan sfingter bergerak di atas diafragma, yaitu otot yang memisahkan perut dari dada.

Biasanya, diafragma membantu untuk menjaga asam di perut. Namun karena gangguan ini, asam dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala dari penyakit ini.

Faktor Risiko Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung dapat memengaruhi semua orang di segala usia, terkadang terjadi tanpa alasan yang pasti. Umumnya, hal ini terjadi karena faktor gaya hidup, tetapi bisa juga karena beberapa penyebab yang sulit untuk dicegah.

Salah satu penyebab yang tidak dapat dicegah adalah hernia hiatus, yaitu bagian atas lambung yang masuk ke rongga dada.

Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan gangguan ini, antara lain:

  • Obesitas.
  • Sedang hamil, karena ada terlalu banyak tekanan pada perut.
  • Berusia lanjut.
  • Mengalami gastroparesis, yakni kondisi melemahnya otot dinding lambung sehingga pengosongan lambung melambat.
  • Mengidap scleroderma, yaitu penyakit yang menyerang jaringan ikat.
  • Jenis makanan tertentu, misalnya, susu, makanan pedas atau gorengan, dan kebiasaan makan yang salah.
  • Obat-obatan tertentu, seperti obat asma, tekanan darah tinggi dan alergi, serta obat penghilang rasa sakit, obat penenang dan antidepresan.

Penyakit asam lambung juga bisa menyerang bayi, biasanya terjadi karena otot LES (lower esophageal sphincter) masih dalam tahap pertumbuhan.

Gejala asam lambung naik pada bayi, yaitu gumoh atau sendawa setelah menyusu atau makan. Penting untuk mewaspadainya jika gejala tak kunjung hilang setelah anak menginjak usia satu tahun.

Gejala Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung dapat menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada bahkan menjalar ke leher yang disebut juga dengan mulas. Hal ini dapat menjadi lebih buruk saat berbaring atau membungkuk. Saat penyakit ini kambuh, gejala yang dirasakan dapat berlangsung dalam beberapa jam dan terasa lebih buruk setelah makan.

Saat ini terjadi, kamu juga dapat mengalami perasaan asam atau pahit di bagian belakang mulut dan bahkan memuntahkan makanan atau cairan dari perut. Selain itu, GERD juga dapat menyebabkan kesulitan untuk menelan.

Terkadang, penyakit ini dapat mengakibatkan gejala masalah pernapasan, seperti batuk kronis atau asma. Beberapa gejala lainnya yang dapat terjadi, yaitu:

  • Batuk kering secara terus-menerus di malam hari.
  • Sakit pada bagian dada.
  • Adanya bau tidak sedap pada napas.
  • Gigi menjadi rusak.

Bayi dan anak-anak dapat mengalami gejala penyakit asam lambung yang serupa, serta:

  • Muntah kecil yang sering.
  • Menangis berlebihan, tidak mau makan (pada bayi).
  • Kesulitan pernapasan.
  • Tenggorokan serak.
  • Tersedak saat tidur yang dapat membangunkan anak.
  • Bau mulut.
  • Kesulitan tidur setelah makan, terutama pada bayi.

Umumnya, penyakit asam lambung dengan kadar yang ringan hanya akan terjadi satu atau dua kali dalam sebulan dengan tidak memerlukan penanganan medis khusus.

Gejala tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah pola makan serta membeli obat di apotik. Namun, jika gejala menjadi lebih parah, disarankan untuk langsung temui dokter untuk penanganannya.

Diagnosis Penyakit Asam Lambung

Untuk mendiagnosis penyakit asam lambung, terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan oleh dokter. Gejala asam lambung naik atau refluks asam lambung ini dianggap sebuah penyakit jika gejalanya bisa muncul paling tidak hingga dua kali dalam kurun waktu satu pekan.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa langkah diagnosis lainnya. Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat apakah ada penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Kedua penyakit ini menimbulkan gejala yang mirip dengan GERD, yaitu nyeri dada.
  • Gastroskopi. Pemeriksaan ini memanfaatkan alat khusus seperti selang berkamera, untuk mendeteksi peradangan pada esofagus atau kerongkongan (esofagitis) akibat asam lambung naik. Melalui pemeriksaan ini, sampel jaringan dari esofagus akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop (biopsi esofagus).
  • Manometri Esofagus. Tes ini dilakukan untuk memeriksa irama gerakan otot saat pengidapnya tengah menelan serta mengukur kekuatan otot kerongkongan.
  • Foto Rontgen. Pemeriksaan ini atau foto rontgen saluran pencernaan bagian atas (foto Rontgen OMD) dilakukan untuk melihat rongga saluran pencernaan atas dan lapisannya. Jika ada peradangan atau penyempitan kerongkongan, maka akan tampak hasilnya pada hasil pemeriksaan.
  • Pengukuran Tingkat Keasaman (pH) Kerongkongan. Tes ini dilakukan dengan memasukkan selang atau kateter ke dalam kerongkongan. Selang ini terhubung ke komputer untuk mengukur tingkat keasaman kerongkongan saat pengidapnya tengah melakukan aktivitas sehari-hari.

Pengobatan Penyakit Asam Lambung

Ada berbagai macam cara untuk mengobati asam lambung, seperti penanganan oleh diri sendiri dan menggunakan obat khusus penyakit asam lambung. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala penyakit asam lambung:

  • Makan dengan porsi yang kecil, tetapi sering.
  • Berhenti merokok.
  • Hindari cokelat, tomat, serta makanan berlemak dan pedas
  • Turunkan berat badan, jika memang diperlukan.
  • Tidur menggunakan bantal yang lebih tinggi.

Jika masih tidak ada perubahan pada kesehatan dalam waktu beberapa minggu, dokter mungkin saja merekomendasikan obat resep atau operasi. Nah, beberapa metode ini juga dapat dilakukan jika gangguan yang terjadi sudah parah, antara lain:

  • Obat Pengurang Produksi Asam 

Salah satu obat penyakit asam lambung yang berguna untuk mengurangi produksi asam di tubuh dikenal sebagai penghambat reseptor H-2. Obat ini dapat memberikan perasaan lega lebih lama dan dapat menurunkan produksi asam dari perut selama 12 jam.

  • Obat Penghambat Produksi Asam

Obat penyakit asam lambung ini dapat menghalangi produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan. Obat ini disebut sebagai penghambat pompa proton, jenis obat yang lebih kuat dibandingkan penghambat reseptor H-2. Metode pilihan ini juga dapat memberikan waktu bagi jaringan esofagus yang rusak untuk sembuh.

Komplikasi Penyakit Asam Lambung

Tanpa pengobatan, penyakit asam lambung dapat menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang, termasuk juga peningkatan risiko kanker. Paparan asam lambung pada bagian kerongkongan secara terus-menerus dapat menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain:

  • Esofagitis: Lapisan esofagus mengalami peradangan, menyebabkan iritasi, perdarahan, hingga ulserasi pada beberapa kasus.
  • Striktur: Adanya kerusakan yang disebabkan oleh asam lambung sehingga membentuk bekas luka yang mengakibatkan kesulitan untuk menelan, karena makanan dapat tersangkut saat melewati kerongkongan.
  • Esofagus Barrett: Gangguan yang menyebabkan paparan berulang karena asam lambung yang menyebabkan perubahan pada sel dan jaringan lapisan esofagus. Hal ini bisa berkembang menjadi sel kanker.

Pencegahan Penyakit Asam Lambung

Salah satu cara yang paling ampuh untuk mengobati penyakit asam lambung adalah dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu gejalanya.

Beberapa metode lainnya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan, antara lain:

  • Makan dengan porsi yang lebih kecil, tetapi lebih sering dan ubah jenis makanan yang dikonsumsi.
  • Berhenti merokok.
  • Tidur dengan menggunakan alas kepala yang lebih tinggi dari badan.
  • Makan paling tidak 2–3 jam sebelum tidur.
  • Cobalah untuk tidur di kursi saat tidur siang.
  • Saat alami obesitas, ada baiknya kurangi berat badan dengan berolahraga dan mengatur pola makan.
  • Hindari makanan berlemak dan asam.
  • Batasi asupan cokelat.
  • Jauhi makanan pedas.
  • Kurangi minuman berkarbonasi.

benjolan di ketiak

Ini 4 Jawaban Munculnya Benjolan di Ketiak

Totnescatscafe – Pada banyak kasus, benjolan tidak membahayakan. Benjolan jenis ini biasanya sudah ada sejak lahir (kongenital), dan tidak membutuhkan penanganan medis tertentu. Benjolan biasanya mengempis seiring dengan bertambahnya usia. Meski pada banyak kasus benjolan tidak membahayakan, benjolan juga bisa menjadi pertanda beberapa penyakit berikut ini:

1. Infeksi Bakteri, Virus, dan Jamur

Infeksi bakteri, virus, atau jamur bisa menjadi penyebab munculnya benjolan di ketiak. Berikut ini beberapa penyakit yang jadi penyebabnya:

  • Infeksi bakteri Streptococcus. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini adalah, demam Scarlet, radang tenggorokan, demam rematik, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi jaringan lunak (selulitis), sepsis, infeksi tulang dan sendi, serta pneumonia.
  • Infeksi bakteri Staphylococcus. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini biasanya terjadi di area kulit, seperti bisul, impetigo, dan selulitis. Gejala awal ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri, dan nanah pada luka.
  • Demam cakaran kucing. Penyakit ini terjadi akibat gigitan atau cakaran kucing. Faktanya, air liur kucing mengandung banyak bakteri, termasuk Staphylococcus, Streptococcus, Pasteurella, dan Bartonella henselae.
  • Cacar air. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Gejala awal dapat berupa demam, pusing, lemas, nyeri tenggorokan, penurunan nafsu makan, serta ruam merah.
  • Limfadenitis. Disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar getah bening. Gejalanya ditandai dengan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening, kulit kemerahan, nanah pada area yang terkena, serta demam.
  • Mononukleosis. Disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Gejalanya ditandai dengan demam, radang tenggorokan, sakit kepala, lemas, menggigil, nyeri otot, penurunan nafsu makan, serta bintik merah tua atau ungu di langit mulut.
  • HIV/AIDS. Penyakit ini ditandai dengan demam hingga menggigil, ruam kulit, muntah, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, sakit perut, sakit tenggorokan, dan sariawan di lidah maupun rongga mulut.

Baca juga : Kanker Serviks : Gejala , Penyebab Dan Pengobatan

2. Mengidap Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun bisa menjadi penyebab munculnya benjolan di ketiak. Beberapa penyakit yang jadi penyebabnya, yaitu:

  • Arthritis rheumatoid. Penyakit ini ditandai dengan nyeri sendi, sendi membengkak, dan sendi kemerahan. Sejumlah keluhan biasanya berawal dari sendi kaki yang ditandai dengan nyeri di pergelangan kaki, tumit, dan tulang kering.
  • Lupus eritematosus sistemik. Penyakit ini ditandai dengan nyeri sendi, pembengkakan sendi, bintil merah pada pipi dan hidung saat terpapar matahari, sakit kepala, rambut rontok,  dan lemas, lesu, serta tidak bertenaga.

3. Penyakit Tertentu

Penyakit tertentu bisa menjadi penyebab munculnya benjolan di ketiak. Berikut ini beberapa penyakit yang jadi penyebabnya:

  • Reaksi alergi. Penyakit ini ditandai dengan bersin-bersin, hidung gatal, mata memerah dan berair, hidung tersumbat, kulit memerah dan gatal, kulit kering dan pecah-pecah, pembengkakan pada bibir dan lidah, muntah, diare, batuk, mengi, serta sesak napas.
  • Melebarnya jaringan payudara. Kondisi yang satu ini ditandai dengan jaringan payudara yang meluas hingga ke ketiak. Tidak usah khawatir, karena kondisi ini normal dialami.
  • Sindrom kelelahan kronis. Penyakit ini ditandai dengan nyeri otot dan sendi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, pusing saat berdiri dari posisi duduk, cemas, dan sakit tenggorokan.
  • Lipoma. Penyakit ini ditandai dengan benjolan yang muncul di area punggung, paha, leher, lengan, perut, atau bahu. Benjolan bisa tumbuh membesar, terasa lembek, dan mudah digoyangkan.
  • Obstruksi limfatik. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada lengan dan tungkai, nyeri pada bagian yang terkena, kesulitan bergerak, berat atau kaku pada bagian yang terkena, mudah merasa lelah, infeksi berulang, demam, selulitis, dan terbentuk luka borok atau retakan pada kulit.
  • Kista sebasea. Ditandai dengan munculnya benjolan di bawah kulit, komedo hitam, muncul nanah di area yang terkena, dan kemerahan, pembengkakan, dan tekstur kulit lembut di area yang terinfeksi.
  • Memar pada ketiak. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kerusakan pada pembuluh darah akibat benturan.

4. Kanker yang Telah Menyebar ke Kelenjar Getah Bening

Kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening bisa menjadi penyebab munculnya benjolan di ketiak. Beberapa penyakit yang jadi penyebabnya, yaitu:

  • Limfoma Hodgkin. Penyakit ini ditandai dengan demam, lemas, gatal, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, pembengkakan organ limpa, batuk, nyeri dada, dan sesak napas.
  • Leukemia. Penyakit ini ditandai dengan demam dan menggigil, tubuh lelah, penurunan berat badan, bintik merah pada kulit, mimisan, tubuh mudah memar, keringat berlebihan, serta perut tidak nyaman akibat organ limpa membengkak.
  • Limfoma non-Hodgkin. Penyakit ini ditandai dengan penurunan berat badan, demam, berkeringat pada malam hari, mudah lelah, penurunan nafsu makan, nyeri dada, sesak napas, pembengkakan pada perut, serta kulit terasa gatal.

Kanker Serviks

Kanker Serviks : Gejala , Penyebab Dan Pengobatan

Totnescatscafe – Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali pada leher rahim (serviks). Leher rahim merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Semua wanita berisiko menderita kanker ini.

Namun, wanita yang aktif secara seksual cenderung lebih berisiko. Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan dan prosedur. Jika dicurigai terdapat pertumbuhan kanker leher rahim, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis.

Baca juga : Vertigo

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker serviks ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus, kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).

Gejala kanker serviks

Kanker serviks stadium awal kemungkinan besar tidak ada gejala. Adapun gejala kanker serviks yang lebih dari stadium 1 ditandai oleh beberapa ciri, seperti:

  • Keputihan dalam jumlah yang banyak dan berbau
  • Perdarahan vagina ketika melakukan hubungan seksual (contact bleeding)
  • Perdarahan tidak wajar dari vagina padahal sedang tidak haid
  • Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang
  • Rasa sakit pada panggul (di perut bagian bawah), pinggang (punggung bawah) atau kaki.
  • Hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan berat badan menurun
  • Badan terasam lemas dan mudah lelah
  • Ketika Sahabat MIKA sudah merasa mengalami ciri-ciri kanker serviks tersebut, sebaiknya segera mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Jangan mengabaikan gejala yang muncul karena bisa memperburuk kondisi sehingga Sahabat MIKA bisa kehilangan kehilangan kesempatan untuk memperoleh perawatan yang efektif.

Faktor Risiko Kanker Serviks

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang wnaita terkena kanker serviks, antara lain:

  • Faktor keturunan.
  • Usia, terutama wanita yang berusia 40 tahun ke atas.
  • Merokok.
  • Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
  • Berat badan berlebih (obesitas).
  • Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang.
  • Frekuensi hamil dan melahirkan.
  • Hamil atau melahirkan di usia sangat muda.
  • Kondisi medis tertentu, seperti infeksi klamidia.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu.

Pencegahan Kanker Serviks

Tidak Merokok dan Batasi Minum Alkohol

Jangan merokok, baik rokok konvensional ataupun rokok elektrik, dan batasi minum alkohol. Merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker serviks berkali-kali lipat. Merokok juga dapat menyebabkan Anda terkena kanker jenis lain, seperti kanker sel skuamosa.

Tingkatkan daya tubuh Anda dengan mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi, istirahat yang cukup, dan berolahraga dengan intensitas sedang agar tubuh Anda juga menjadi lebih bugar.

Melakukan vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Pemberian vaksin HPV dianjurkan pada remaja wanita usia 10–13 tahun. Kendati demikian, vaksin HPV juga bisa diberikan untuk wanita hingga usia 26 tahun atau sebelum aktif secara seksual.

Yang perlu kamu ingat, vaksin kanker serviks ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Ini artinya, vaksin HPV tidak mampu mengobati infeksi atau penyakit yang sudah ada. Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin agar terhindar dari risiko infeksi HPV.

Rutin melakukan pap smear

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari vagina menggunakan speculum. Selanjutnya, dokter mengambil sel-sel dari leher rahim dan dilakukan pengujian di laboratorium guna mendeteksi gejala dan kelainan.

Tes ini dapat melihat sel-sel kanker di leher rahim dan perubahan yang mengarah pada kanker serviks. Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun pada wanita berusia 21-29 tahun.

Pengobatan kanker serviks

Ketika seseorang mengalami kanker leher rahim, maka akan muncul pertanyaan apakah penderita kanker serviks bisa sembuh?

Sahabat MIKA bisa melakukan ragam pengobatan kanker serviks yang disesuaikan dengan tingkat keparahan atau stadiumnya, antara lain:

Pembedahan (operasi)

Operasi kanker serviks hanya bisa dilakukan pada kanker serviks stadium awal saja. Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara menghilangkan jaringan kanker tersebut.

Radioterapi

Radioterapi juga dilakukan pada tahap awal kanker leher rahim. Biasanya, prosedur radioterapi juga bisa dikombinasikan dengan operasi maupun kemoterapi tergantung tingkat keparahannya.

Kemoterapi

Kemoterapi dikenal sebagai metode pengobatan kanker, termasuk kanker leher rahim. Metode ini dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal maupun dikombinasikan dengan radioterapi.

Histerektomi (pengangkatan rahim)

Metode histerektomi atau mengangkat rahim hanya dilakukan ketika kanker sudah terdeteksi dalam kondisi yang parah.

Pasien yang sudah melalui prosedur ini sudah tidak bisa hamil lagi dan mengalami menopause dini, meskipun usianya belum mencapai 45 tahun.

Vertigo

Vertigo

Totnescatscafe – Vertigo merupakan gejala sensasi diri sendiri atau ruangan sekeliling yang terasa berputar. Atau bisa juga dipahami sebagai sensasi di mana tubuh terasa melayang seakan mau jatuh. Cara terbaik untuk menggambarkan kondisi ini adalah dengan memutar tubuh Anda beberapa kali dan merasakan kondisi yang dihasilkan.

Serangan vertigo bervariasi, bisa berupa pusing ringan berdurasi sebentar hingga yang parah dan berlangsung lama. Jika Anda mengalami yang kedua, dapat dipastikan aktivitas harian akan terganggu karena kesulitan menjaga keseimbangan tubuh.

Vertigo juga harus segera ditangani karena sensasinya yang tak tertahankan. Karena itu, Moms harus tahu betul apa saja tanda dan ciri-ciri vertigo sebelum terlambat. Untuk lebih jelasnya yuk langsung saja kita simak di bawah ini.

Baca juga : Dexamethasone

Faktor Risiko Vertigo

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo, yaitu:

  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Wanita.
  • Pernah atau sedang mengidap luka di kepala.
  • Sering menggunakan obat-obatan tertentu.
  • Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat vertigo.
  • Mengalami infeksi pada telinga.
  • Sedang stres berat.
  • Sering mengonsumsi alkohol.

Penyebab Vertigo

Penyebab utama vertigo umumnya disebabkan oleh vestibular neuronitis atau gangguan pada telinga bagian dalam. Gangguan ini akan memicu masalah keseimbangan tubuh. Namun, vertigo juga bisa disebabkan oleh masalah pada area tertentu otak.

Selain itu, ada beberapa penyebab umum vertigo di antaranya adalah:

  • Migrain, sakit kepala berdenyut yang biasanya terasa di satu sisi kepala
  • Gangguan otak, misalnya tumor
  • Penyakit Meniere, gangguan telinga bagian dalam
  • Obat-obatan yang bisa menyebabkan kerusakan telinga
  • Trauma di kepala
  • Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BBPV), dipicu oleh perubahan posisi kepala

Pengobatan Vertigo

Vertigo sebenarnya bukan penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang mendasarinya. Karena itu, penanganan vertigo tergantung pada diagnosis penyakit yang menyebabkannya.

Perlu diketahui juga bahwa kasus vertigo dapat sembuh tanpa pengobatan. Hal ini mungkin terjadi karena otak berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan telinga bagian dalam.

Berikut ini beberapa penyebab vertigo yang membutuhkan penanganan khusus:

  • Vertigo yang dapat diatasi dengan obat-obatan adalah vertigo yang disebabkan oleh vestibular neuronitis atau penyakit Meniere. Umumnya, obat vertigo akan diberikan selama 3 hingga 14 hari, tergantung untuk apa obat vertigo tersebut diresepkan.
  • Obat vertigo yang biasa diberikan oleh dokter adalah prochlorperazine dan antihistamin. Jika kedua obat ini efektif meredakan gejala-gejala yang dialami, Anda akan diberikan dalam jumlah banyak agar dapat dikonsumsi langsung ketika vertigo mendadak muncul.

Hepatitis

Penyakit Hepatitis : Faktor , Penyebab Dan Pencegahannya

Totnescatscafe – Hepatitis merupakan kondisi peradangan hati. Beberapa jenis hepatitis dapat tergolong ringan, tapi jenis lainnya dapat membuat kondisi hati kronis dan berakibat fatal.

Setidaknya terdapat lima jenis virus hepatitis yang menyebabkan epidemi besar di berbagai belahan dunia, bahkan memakan ratusan ribu hingga jutaan korban jiwa, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Baca juga : Masa Subur Wanita : Cara Menghitung Dan Tanda Tandanya

Faktor Dan Penyebab Hepatitis

Hepatitis A

Infeksi virus hepatitis A memunculkan gangguan kesehatan paling ringan dibandingkan jenis hepatitis lainnya.

Umumnya penyakit ini tidak memunculkan gejala. Ketika orang yang terinfeksi VHA, gejalanya berupa sakit kepala, mual dan muntah, dan penyakit kuning.

Penularan VHA dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang tercemar, kontak langsung dengan penderita, terutama ketika melakukan hubungan seks.

Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dan penerapan perilaku bersih sehat.

Hepatitis B

Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatiti B (HBV). Jenis hepatitis B ini sering berkembang menjadi kondisi kronis yang berkelanjutan.

Disebutkan Muzal, di Indonesia hampir ada 1 juta kematian per tahun akibat penyakit hepatitis B ini. Prevalensi kasus infeksi hepatitis B ini tergolong yang tinggi di dunia.

Adapun, penularannya terjadi karena adanya kontak dengan HPV dalam cairan tubuh seperti darah, cairan vagina atau air mani, dan cairan tubuh lainnya.

Jalur penularan virus hepatitis B ini dapat terjadi melalui kontak seksual, berbagi jarum suntik atau alat suntik obat lainnya dan ibu ke bayi saat persalinan.

Tidak semua orang yang baru terinfeksi HBV memiliki gejala, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, gejala hepatitis yang dapat terjadi yakni sebagai berikut.

  • Kelelahan
  • Nafsu makan yang buruk
  • Sakit perut
  • Mual
  • Penyakit kuning

Bagi banyak orang, jenis hepatitis B adalah penyakit jangka pendek. Sementara, bagi yang lain, penyakit yang satu ini bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa seperti sirosis atau kanker hati.

Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Penyakit hepatitis C adalah salah satu infeksi virus yang menular melalui darah dan biasanya muncul sebagai kondisi jangka panjang.

Sementara jalur kontak HCV terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani atau cairan vagina. Muzal mengatakan bahwa hepatitis C termasuk penyakit yang berbahaya tetapi memang jarang ditemukan dalam kondisi akut.

Akan tetapi, 80 persen infeksi hepatitis C ini akan menjadi kronik. Hal ini dianggap mengkhawatirkan mengingat belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini, padahal masa inkubasi penularannya terjadi sekitar 2-24 minggu.

Hepatitis D dan E

Meskipun dua virus hepatitis lainnya yaitu VHD (virus hepatitis D) dan VHE (virus hepatitis E) tak banyak ditemukan kasusnya di Indonesia, penyebarannya tetap perlu diwaspadai.

VHD atau yang disebut dengan virus delta merupakan jenis virus hepatitis yang paling jarang ditemukan, tetapi juga paling berbahaya di antara virus hepatitis lainnya.

VHD memerlukan VHB (virus hepatitis B) untuk dapat berkembang biak sehingga hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B.

VHE memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan VHA (virus hepatitis A), yaitu termasuk jenis virus yang ditularkan melalui fecal oral atau masuk melalui mulut.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat keparahannya. Metode pengobatan untuk hepatitis yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat-obatan dan transplantasi hati. Berikut adalah penjelasannya:

Obat interferon

Beberapa jenis hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pemberian obat-obatan perlu dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Jenis obat yang diresepkan oleh dokter adalah interferon, yang biasanya diberikan melalui suntikan setiap minggu selama 6 bulan.

Obat imunosupresan

Untuk mengatasi hepatitis akibat penyakit autoimun, dokter dapat memberikan obat imunosupresan, terutama kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien juga dapat diberikan obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

Obat antivirus

Pada beberapa kondisi, misalnya pada hepatitis B atau hepatitis C kronis, dokter juga bisa memberikan obat antivirus, seperti entecavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan tersebut bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme yang berbeda-beda.

Obat cacing hati

Pada penderita hepatitis yang disebabkan oleh cacing hati, pemberian obat-obatan disesuaikan dengan jenis cacing menginfeksi hati. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Praziquantel atau albendazole, untuk clonorchiasis
  • Triclablendazole dan possibly nitazoxanide, untuk fascioliasis
  • Transplantasi hati

Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter akan merekomendasikan tindakan transplantasi hati. Melalui prosedur ini, organ hati pasien yang rusak akan diganti dengan organ hati yang sehat dari pendonor.

Selain penanganan di atas, penderita hepatitis akibat penggunaan obat-obatan tertentu perlu menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.

Pencegahan Hepatitis

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko untuk terserang penyakit ini. Namun, semua ini tergantung dari jenis penyakit ini yang menyerang. Contohnya, pastikan untuk tidak banyak mengonsumsi atau mengurangi konsumsi alkohol untuk mencegah hepatitis alkoholik. Berikut ini pencegahan kondisi ini yang dapat dilakukan:

  • Melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin yang bisa mencegah hepatitis A dan B, tapi belum ada vaksin untuk hepatitis C.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menjaga kebersihan sumber air.
  • Mencuci bahan makanan yang dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
  • Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman. Misalnya, menggunakan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).

Asam Urat

Asam Urat : Gejala , Penyebab Dan Cara Obatnya

Totnescatscafe – Asam urat bisa menyerang siapa saja. Baik tua, muda, laki-laki, maupun perempuan. Terkadang gejalanya pun sering disepelekan karena, gejalanya menyerupai badan pegal setelah seharian beraktivitas.

Gejala asam urat penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin penyakit ini. Kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menyebabkan pembentukan kristal di sendi. Kristal ini akan memicu peradangan, sehingga penderita akan mengalami gejala nyeri dan bengkak pada sendi, biasanya di kaki.

Selain di sendi, kristal asam urat juga bisa terbentuk di ginjal dan saluran kemih. Kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal atau menyebabkan batu ginjal atau batu saluran kemih.

Baca juga : Infeksi Saluran Kemih : Gejala , Penyebab Dan Cara Mencegahnya

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja. Terutama mereka yang tidak menerapkan asupan gizi seimbang, kondisi medis, genetik, dan usia. Gejala awal asam urat yang muncul biasanya nyeri pada persendian. Seperti di lutut, pergelangan kaki, jari-jari kaki, atau jari-jari tangan. Tak sedikit yang menyepelekan gejala tersebut. Apalagi bagi mereka yang lelah beraktivitas fisik seharian.

Namun jika menerapkan gaya hidup sehat, Anda tak perlu khawatir soal nyeri. Anda perlu waspada ketika nyeri datang setelah mengonsumsi golongan makanan di atas, minuman tinggi gula, atau minuman beralkohol.

Gejala Asam Urat

Panas di Persendian

Peradangan yang terjadi akibat kadar asam urat yang terlalu tinggi dapat memicu rasa panas di area sendi. Dalam beberapa kasus, penderita penyakit asam urat bahkan merasakan sensasi seperti terbakar. Kondisi seperti ini lazim terjadi.

Meski demikian, sensasi yang dirasakan tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa panas di bagian sendi sebenarnya disebabkan oleh reaksi sistem imun saat proses inflamasi atau peradangan terjadi. Saat proses inflamasi, sistem imun akan melepaskan peptida, yakni sejenis protein kecil ke jaringan lunak yang terdapat di area sendi.

Zat tersebut dapat memicu berkumpulnya cairan di sekitar sendi. Aliran darah pun meningkat. Itulah kenapa peradangan akibat asam urat sering disertai pembengkakan dan rasa hangat atau panas di sekitar sendi.

Rasa sakit yang parah pada malam hari

Ciri asam urat tinggi lainnya adalah rasa nyeri yang bertambah parah malam hari, biasanya antara tengah malam hingga pukul 8 pagi.

Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor, misalnya saja suhu tubuh yang menurun dan dehidrasi, yang membuat asam urat menumpuk lebih mudah.

Warna kulit kemerahan

Ketika asam urat kambuh, pembengkakan juga cenderung terjadi dan diikuti dengan warna kulit yang jadi lebih memerah.

Peradangan di sendi, membuat aliran darah meningkat di bagian sendi tersebut. Kondisi inilah yang membuat warna kulit berubah menjadi kemerahan.

Demam

Jangan menyepelekan ketika demam datang karena, nyeri persendian atau sendi yang meradang akan mengakibatkan seseorang demam, kepala pusing, hingga mual.

Benjolan (tophi)

Jika seseorang terlambat atau tidak mengobati penyakit asam uratnya, hal itu bisa menjadi kronis. Benjolan keras yang disebut tophi pada akhirnya dapat berkembang di persendian dan kulit serta jaringan lunak yang mengelilinginya. Keberadaan tophi ini secara permanen dapat merusak sendi. Oleh sebab itu, perawatan sesegera mungkin sangat penting ditempuh untuk mencegah penyakit asam urat menjadi kronis.

Penyebab Asam Urat

Gaya hidup tidak sehat

Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak purin, seperti daging dan seafood akan membuat gejala muncul. Selain itu, minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan serta mengonsumsi makanan atau minuman mengandung fruktosa (sejenis gula) bisa menjadi penyebab kadar uric acid pada darah melonjak.

Konsumsi obat-obatan tertentu

Efek samping dari obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab uric acid menumpuk di dalam tubuh. Beberapa obat tersebut, yaitu aspirin, obat diuretik, dan obat lain yang biasa digunakan untuk mengobati hipertensi, seperti beta blocker dan ACE inhibitor.

Tingginya kadar asam urat di dalam darah

Purin adalah penyebab utama dari asam urat yang tinggi. Dilansir dari Health Line, purin sebenarnya diproduksi secara alami oleh tubuh dalam jumlah yang wajar.

Namun jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan tingkat purin yang tinggi, tubuh akan sulit membuangnya.

Cara Mengobati Asam Urat

Setelah mengetahui ciri-ciri dan penyebab asam urat, maka sekarang sampailah kita pada pembahasan mengenai cara untuk mengobati penyakit ini. Kami memberikan penjelasan tentang obat asam urat dari bahan alami. Obat tersebut antara lain;

1. Jahe

Rempah-rempah yang memiliki rasa pedas dan sensasi hangat ini ternyata bisa menjadi obat asam urat. Sebuah studi menjelaskan bahwa manfaat jahe bisa digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah pada sendi.

2. Air lemon

Kandungan vitamin C yang ada didalam air lemon ternyata berpotensi untuk mengurangi asam urat dalam darah. Meski demikian, konsumsi air lemon ini tidak boleh berlebihan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari masalah kesehatan lainnya.

3. Teh hijau

Senyawa aktif yang dimiliki teh hijau ternyata bisa membantu menurunkan asam urat dalam tubuh. Anda bisa meminum teh hijau ini sebagai obat, namun jangan terlalu banyak menambahkan gula. Sebab minuman yang terlalu manis juga bisa menjadi penyebab asam urat.

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih : Gejala , Penyebab Dan Cara Mencegahnya

Totnescatscafe – Infeksi saluran kemih adalah penyakit akibat adanya organisme asing ataupun patogen seperti bakteri yang masuk dan tumbuh ke dalam saluran kemih, yang termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan urethra. Menurut WHO, infeksi saluran kemih atau urinary tract infection (UTI) pernah dialami lebih dari 50% wanita, dan menjadi salah satu pengeluaran utama di sektor kesehatan dunia.

Sebagian besar infeksi saluran kemih yang terjadi merupakan ISK bawah, yang memengaruhi kandung kemih dan uretra. Dalam hal ini, wanita diketahui berisiko lebih tinggi mengalami ISK dibandingkan pria.

Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dapat bergantung pada jenis infeksi yang dialami, apakah itu infeksi saluran kemih atas atau bawah. Infeksi saluran kemih yang mempengaruhi saluran kemih bawah ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan saat berkemih. Namun, bila infeksi menyebar ke saluran kemih atas dan memengaruhi ginjal, maka hal ini bisa menyebabkan konsekuensi yang lebih serius. Oleh sebab itu, infeksi saluran kemih, baik atas maupun bawah, harus ditangani dengan baik.

Baca juga : Penyakit Kelenjar Getah Bening : Gejala , Penyebab Dan Cara Mengobatinya

Sedangkan infeksi saluran kemih bawah biasanya berkaitan dengan kandung kemih dan uretra. Kondisi ini disebut sistitis, atau infeksi saluran kemih pada kandung kemih.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Gejalanya tak selalu terlihat atau terasa. Tapi gejala umumnya meliputi:

  • Keinginan kuat dan konstan untuk berkemih, sehingga frekwensi berkemih meningkat atau sering disebut anyang-anyangan
  • Ada sensasi terbakar saat berkemih
  • Sering berkemih tapi dalam volume sedikit
  • Urine tampak keruh
  • Urine berwarna kemerahan atau coklat
  • Bau urine tidak sedap dan menyengat
  • Disertai nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang

Sedangkan, tanda dan gejala ISK yang umumnya terjadi pada infeksi saluran kemih atas yang melibatkan organ ginjal dan ureter adalah:

  • Demam dengan suhu di atas 38oC
  • Nyeri pada pinggang
  • Menggigil
  • Agitasi dan rasa tidak nyaman pada tubuh

Penyebab Infeksi saluran kencing

Semua orang berisiko terkena penyakit ini, tetapi lebih besar risikonya pada wanita karena wanita memiliki saluran uretra yang lebih pendek. Beberapa orang dengan kondisi tertentu juga lebih rentan terkena infeksi saluran kencing. Berikut berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab infeksi saluran kencing.

Tidak buang air kecil setelah berhubungan seksual

Seks bisa menjadi salah satu penyebab infeksi saluran kencing. Biasanya bakteri ini disebarkan lewat aktivitas seksual antara pria dengan wanita.

Hal ini terjadi karena saat penetrasi, penis atau jari bisa mendorong bakteri untuk masuk ke dalam uretra dan kandung kemih. Jika Anda tidak buang air kecil setelah berhubungan seks, maka bakteri akan berkembang biak dan menyebabkan infeksi.

Dengan alasan inilah sangat dianjurkan bagi para wanita untuk segera buang air kecil setelah melakukan hubungan seks untuk menghindari risiko infeksi saluran kencing. Anda juga bisa buang air kecil sebelum melakukannya.

Anak Laki-Laki yang Belum Disunat

Anak atau bayi laki-laki yang belum disunat secara umum mempunyai risiko lebih tinggi empat sampai sepuluh kali lipat terjangkit infeksi saluran kemih. Para peneliti di McGill University melakukan riset dengan hipotesis bahwa bakteri dapat bersembunyi dan terbentuk di bawah kulup dan masuk ke saluran kemih. Hasilnya, anak laki-laki yang telah disunat memiliki 88% risiko lebih rendah terkena infeksi saluran kemih.

Menopause

Menopause atau mati haid merupakan salah satu faktor risiko ISK pada wanita. Setelah menopause, produksi hormon estrogen wanita mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini menyebabkan perubahan kadar keasaman vagina. Dampaknya, keseimbangan bakteri dan jamur di vagina terganggu dan meningkatkan kemungkinan infeksi. Selain itu, sejumlah wanita dengan atrofi atau penipisan dinding vagina memiliki luka kecil di dekat uretra. Hal itu juga rentan menjadi penyebab ISK.

Diabetes yang tidak terkontrol

Saat gula darah tinggi, kelebihan gula akan dibuang melalui urine atau kencing. Kondisi ini membuat bakteri yang berkembang biak jadi lebih banyak dan risiko ISK jadi meningkat. Terlebih pada penderita diabetes. Mereka memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah, sehingga lebih sulit melawan penyakit saat terkena infeksi.

Batu ginjal

Batu ginjal adalah endapan mineral keras yang terbentuk di dalam ginjal. Terbentuknya batu ginjal dapat menyumbat saluran kemih dan rentan menyebabkan pembentukan bakteri di sana. Apabila tidak segera ditangani, penyakit batu ginjal tak hanya menjadi penyebab ISK. Penderita juga rentan terkena penyakit ginjal.

Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih

Perbanyak Minum Air Putih

Minum air putih secara teratur ternyata juga bisa menjadi cara mengobati infeksi saluran kemih di rumah. Dengan mengonsumsi delapan gelas air putih setiap harinya, dapat menghilangkan bakteri melalui urine.

Infeksi saluran kemih yang terjadi pada perempuan sering dikaitkan dengan rendahnya asupan cairan dan jarang buang air kecil. Dengan demikian, maka tubuh harus tetap terhidrasi, yaitu dengan minum air putih.

Mengkonsumsi Vitamin C

Penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan asupan vitamin C dapat menjadi cara mengobati infeksi saluran kemih di rumah. Hal ini dikarenakan vitamin C mampu meningkatkan tingkat keasaman urin, sehingga membunuh bakteri penyebab infeksi.

Konsumsi buah-buahan dan sayuran yang tinggi vitamin C seperti jeruk, kiwi, dan paprika merah sebagai cara mengobati infeksi saluran kemih.

Menjaga Kebersihan Area Kemaluan

Selain membilas area genital dengan tepat, Anda juga harus menjaga kebersihan area genital demi mencegah infeksi saluran kemih, terutama bagi wanita. Penyakit ini lebih rentan menyerang wanita karena uretra yang lebih pendek dibandingkan pria membuat bakteri lebih cepat masuk.

Ketika menstruasi, gantilah pembalut atau tampon setiap 4-6 jam sekali agar tidak menimbulkan bau dan infeksi dari bakteri. Selain itu, hindari juga pemakaian sabun kewanitaan karena produk ini malah akan membuat pH vagina tidak seimbang sehingga memicu pertumbuhan bakteri dan ragi (jamur).

Anda juga sebaiknya tidak melakukan douching, sebuah teknik membersihkan bagian dalam vagina dengan menyemprotkan cairan pembersih. Cara membersihkan seperti ini bisa membuat vagina lebih rentan terhadap infeksi.

Tidak menahan buang air kecil

Menahan buang air kecil memang menjadi salah satu penyebab infeksi saluran kencing. Itu sebabnya, tidak menunda waktu buang air kecil merupakan cara mudah untuk mencegah infeksi saluran kemih.

Kebiasaan menunda buang air kecil akan membuat bakteri lebih tertahan lebih lama bersama urine di kandung kemih. Penumpukan ini memungkinkan bakteri berkembang dan menginfeksi saluran kemih.

Nah, buang air kecil berfungsi untuk membersihkan saluran kemih dari bakteri dan dapat mengurangi risiko infeksi. Buang air kecil juga sekaligus membuang limbah hasil metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan.

Kelenjar Getah Bening

Penyakit Kelenjar Getah Bening : Gejala , Penyebab Dan Cara Mengobatinya

Totnescatscafe – Manusia memiliki sistem limfatik atau getah bening yang tersebar di seluruh tubuh dan berperan dalam sistem kekebalan atau imunitas. Saat sel limfosit (sel darah putih) di dalamnya berkembang secara tidak normal, kondisi ini bisa menjadi kanker yaitu kanker getah bening atau limfoma.

Kelenjar getah bening adalah organ kecil di dalam tubuh yang menyerupai kacang. Organ ini termasuk dalam sistem kekebalan tubuh dan berfungsi untuk membantu tubuh melawan infeksi virus dan bakteri.

Baca juga : Tanda Tanda Kehamilan Di Minggu Pertama

Kelenjar getah bening memiliki bentuk yang kecil dan sulit teraba. Namun, di beberapa bagian tubuh seperti area leher, bawah dagu, ketiak, dan sela paha kelenjar ini dapat teraba.

Ciri Ciri Dan Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan Di Sekitar Area Kelenjar Getah Bening

Limfoma atau kanker getah bening merupakan jenis kanker darah yang berkembang di sistem limfatik. Sistem limfatik ini tersebar di seluruh tubuh yang meliputi kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang belakang, dan kelenjar timus.

Ketika terjadi limfoma, sel limfosit yang abnormal berkembang dan menumpuk di kelenjar getah bening. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pembengkakan di kelenjar getah bening, terutama di area leher, bawah ketiak, atau selangkangan.

Kelenjar getah bening yang bengkak ini umumnya berbentuk bulat, terasa lunak, bisa bergerak saat disentuh, dan umumnya tidak terasa sakit. Meski demikian, beberapa pasien mengeluhkan sakit pada benjolan tersebut, terutama setelah mengonsumsi alkohol.

Terasa Nyeri

Gejala pembengkakan kelenjar getah bening selanjutnya adalah kelenjar akan sesekali terasa nyeri. Meskipun pembengkakan kelenjar getah bening tidak terasa sakit, namun area yang bengkak akan terasa nyeri bila disentuh. Nyeri juga bisa terasa di area kepala.

Kehilangan Nafsu Makan

Menurunnya berat badan secara drastis akibat kehilangan nafsu makan juga perlu diwaspadai. Apalagi jika Moms atau Dads sudah merasakan gejala-gejala lainnya yang mengarah pada pembengkakan kelenjar getah bening.

Dalam beberapa kasus, pembengkakan kelenjar yang mulai tumbuh di dalam perut dapat menyebabkan rasa sakit di daerah perut sehingga menurunkan nafsu makan.

Hal ini juga biasanya berhubungan dengan penyakit yang terjadi akibat infeksi cacing.

Demam dan berkeringat pada malam hari

Demam bisa terjadi karena adanya infeksi di dalam tubuh Anda. Namun, demam bisa muncul karena kanker getah bening atau limfoma. Pasalnya, sel limfoma dapat menghasilkan zat kimia tertentu yang meningkatkan suhu tubuh Anda.

Dilansir dari Lymphoma Action, limfoma bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh hingga ke 38°C. Biasanya, demam sebagai ciri-ciri kanker kelenjar getah bening akan datang dan pergi secara terus-menerus.

Demam ini pun bisa menyebabkan tubuh Anda berkeringat pada malam hari saat tertidur. Keringat yang Anda keluarkan bisa cukup parah hingga membasahi pakaian yang Anda kenakan dan sprei kasur Anda.

Batuk dan sesak napas

Batuk, sesak napas, bahkan hingga rasa nyeri di bagian dada bisa timbul sebagai gejala kanker getah bening atau limfoma karena adanya pembengkakan kelenjar getah bening di area dada. Kelenjar getah bening yang bengkak tersebut menekan saluran udara, paru-paru, atau pembuluh darah, sehingga menimbulkan gejala tersebut.

Gejala ini umumnya terjadi pasien dengan jenis kanker limfoma Hodgkin dan beberapa jenis limfoma non-Hodgkin (terutama pada sel kanker yang berkembang secara cepat).

Penyebab Kanker Getah Bening

Terjadinya pembengkakan kelenjar limfa atau getah bening yang bisa menjadi tanda awal adanya penyakit kanker kelenjar getah bening ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut penyebab pembengkakan kelenjar limfa atau getah bening:

Infeksi Virus

Ada banyak sekali jenis virus yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit kelenjar limfa. Dimana lokasi pembengkakan akan menjadi tanda bahwa area tersebut sedang terserang virus. Beberapa jenis virus yang dapat menyerang tubuh manusia dan menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar limfa adalah Varicella Zoster virus yang menyebabkan cacar air, HIV virus yang menular pada penderita AIDS, Herpes Simplex virus yang menyebabkan penyakit herpes, dan virus flu yang menyebabkan influensa.

Penyakit lain akibat infeksi virus, bakteri, dan jamur yang bisa menyebabkan kelenjar getah bening membesar. Beberapa di antaranya, antara lain:

  • Cacar air
  • Campak
  • HIV
  • Herpes
  • Flu
  • Adenovirus
  • Radang tenggorokan
  • Radang amandel
  • Infeksi telinga
  • Penyakit lyme
  • Penyakit TBC
  • Klamidia
  • Sipilis

Penyakit autoimun

Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit tersebut contohnya:

  • Rheumatoid arthritis, yang menyebabkan peradangan pada otot dan organ lain.
  • Lupus, yaitu penyakit yang menyebabkan peradangan di organ, otot, dan kulit.
  • Sarcodiosis, yang menyebabkan kelompok sel radang (dranuloma) tumbuh di berbagai tubuh Anda.

Kanker

Terkadang kanker juga bisa membuat kelenjar getah bening membengkak. Bengkaknya kelenjar getah bening karena kanker bisa jadi merupakan tanda keganasan atau justru tanda bahwa dari sanalah kanker berasal.

Penyebab pembengkakan kelenjar getah bening akibat kanker bisa menandakan bahwa sel kanker telah menyebar. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembengkakan kelenjar gerah bening mungkin merupakan tanda:

  • Limfoma, yaitu jenis kanker yang bermula pada sistem getah bening atau di kelenjar getah bening.
  • Leukemia, yaitu jenis kanker darah dan sumsum tulang belakang, yang juga dapat mempengaruhi sistem getah bening.

Contoh lain yang dapat menjadi penyebab pembesaran kelenjar getah bening adalah ketika kanker payudara menyebar ke kelenjar getah bening, akan muncul limfadenopati di ketiak (axilla), atau ketika kanker paru-paru menyebar ke kelenjar getah bening, akan ada adenopati di sekitar tulang selangka.

Cara Mengobati Kanker Getah Bening

Umumnya pembengkakan kelenjar getah bening akan pulih dengan sendirinya setelah penyebab infeksi sudah terobati atau tertangani.

Oleh karena itu, apabila kamu sedang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, ada baiknya untuk segera konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Namun, apabila kelenjar getah bening yang membengkak terasa sakit, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa nyerinya. Di antaranya sebagai berikut.

  • Kompres kelenjar getah bening yang membengkak dengan air hangat
  • Gunakan cool pack atau kompresan dingin apabila air hangat tidak efektif dalam meredakan rasa nyeri pada pembengkakan kelenjar getah bening
  • Konsumsi obat pereda nyeri untuk meredam rasa sakit
  • Konsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran dokter, apabila pembengkakan kelenjar getah bening disebabkan oleh bakteri atau jamur
  • Istirahat yang cukup.

Jenis Penyakit Kronis

Jenis Penyakit Kronis

Totnescatscafe – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan laporan kondisi global mengenai penyakit-penyakit tidak menular yang dalam tahun 2008 mengakibatkan 63 persen kematian. Delapan puluh persen dari kematian itu terjadi di negara-negara berkembang.

Penyakit kronis mengacu pada kondisi medis yang berlangsung dalam kurun waktu lama atau terjadi secara perlahan-lahan. Penyakit kronis juga berpotensi menjadi penyakit serius yang berbahaya jika tidak ditangani dengan segera. Penyakit kronis juga dapat diartikan dengan penyakit yang bisa saja timbul sewaktu-waktu, secara berulang, dalam waktu yang lama, dan dapat bertambah parah dalam jangka waktu tertentu.

Dokter James Hospedales, pakar penyakit kronik pada WHO, mengatakan negara-negara berpendapatan menengah dan rendah mulai menyadari perlunya pencegahan dalam membuat kebijakan tentang kesehatan.

“WHO memperkirakan lebih dari 30 juta orang bisa diselamatkan dalam 10 tahun mendatang dengan tindakan sederhana, seperti mengurangi merokok, mengurangi konsumsi garam antara 15 sampai 20 persen, dan meningkatkan jumlah orang yang berisiko kena serangan jantung dan stroke dalam perawatan yang bersifat pencegahan,” ujar Hospedales.

Jenis Penyakit Kronis dan Gejalanya

Mengutip Frontiers of Public Health dalam komunitas medis, kesehatan masyarakat, akademisi dan pengambil kebijakan ada banyak varian yang digolongkan dalam penyakit kronis.

Centers for Disease Control (CDC) telah mengklasifikasikan apa itu penyakit kronis.

Menurut lembaga ini penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes tipe 2, obesitas, dan radang sendi masuk dalam golongan penyakit kronis.

Sementara, The Centers for Medicare and Medicaid Services memiliki daftar 19 kondisi kronis yang lebih luas, termasuk Alzheimer, depresi, dan HIV.

Namun, beberapa jurnal ilmiah lain telah sepakat bahwa penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, dan kanker adalah penyakit kronis yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

1. Penyakit Kanker

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini kemudian akan merusak sel normal di area sekitarnya. Penyakit kanker menjadi penyakit berbahaya yang menyebabkan kehilangan nyawa, karena pada awal perkembangannya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apapun sampai mencapai stadium lanjut.

2. Penyakit Kanker

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini kemudian akan merusak sel normal di area sekitarnya. Penyakit kanker menjadi penyakit berbahaya yang menyebabkan kehilangan nyawa, karena pada awal perkembangannya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apapun sampai mencapai stadium lanjut.

3. Penyakit Asma

Serangan asma bisa terjadi kapan saja dan berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Tanda-tanda dari serangan asma meliputi sulit bernapas, batuk terus-menerus, napas pendek, napas berbunyi atau mengi, otot leher dan dada yang mengencang, wajah pucat, berkeringat, perasaan cemas, serta panik. Selama serangan asma terjadi, lapisan saluran pernapasan akan mengalami pembengkakan, meradang, dan produksi lendir berlebih.

4. Stroke

Stroke adalah kerusakan pada jaringan otak yang disebabkan oleh gangguan pada suplai darah yaitu terputusnya aliran darah ke bagian otak. Jaringan otak membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk menjaga sel-sel saraf dan bagian lain dari jaringannya tetap berfungsi dengan baik. Stroke dan penyakit jantung merupakan penyakit kardiovaskular utama.

Gejala stroke yang mungkin muncul adalah mati rasa atau kelemahan wajah, kesulitan berbicara, penurunan penglihatan pada satu atau kedua mata, kesulitan untuk menelan, kehilangan keseimbangan atau kurang koordinasi, dan ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami tanda gejala stroke, segera periksakan diri ke dokter.

Pengobatan untuk stroke dapat dilakukan dengan konsumsi obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya hidup. Beberapa obat dapat menghentikan atau bahkan memulihkan kerusakan otak jika diberikan segera setelah stroke muncul. Terapi berbicara juga mungkin dibutuhkan untuk mengatasi masalah berbicara.

5. Stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit kronis yang perlu diwaspadai. Kondisi ini terjadi ketika ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, mencegah jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi.

Sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit. Saat seseorang mengalami serangan stroke, ini keadaan darurat medis dan perlu segera perawatan medis.

Tindakan dini dapat mengurangi kerusakan otak dan komplikasi lainnya. Beberapa gejala yang mungkin akan dialami oleh pasien stroke, antara lain:

  • Kesulitan berbicara
  • Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki
  • Masalah penglihatan di salah satu mata
  • Sakit kepala hebat
  • Kesulitan berjalan

Segera hubungi dokter jika mengalami salah satu gejala tersebut agar kondisinya tidak semakin parah.